Subscribe:

1/12/10

kisi-kisi Ujian semester 1

1. Pengantar Sosiologi

- Kebudayaan

- Proses social (interaksi social)

- Stratifikasi social/tingkatan social

- Lembaga social

2. Dasar Public Relation

- Filsafat dioktologis

- Opini public (maksud dan pengertian)

- Cyber PR (macam-macam)

- Media relation

- Kultur Organisasi

- Tentang keUNISSULAan kaitannya dengan Publik Relation

3. Pengantar Ilmu Komunikasi*

- Komunikasi verbal dan non verbal

- Persepsi sebagai initi komunikasi

- KARAKTERISTIK & FUNGSI KOMUNIKASI

4. Pancasila

- Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan nasional

- Aktualisasi pancasila

- UUD ‘45

- Hokum dasar tidak tertulis (convensi)

- Sifat UUD ‘45

- Pelestarian UUD ‘45

- Amandemen UUD ‘45

- Konstitusi

- Pandangan penggunaan HAM

5. Pengantar Psikologi

- Aliran-aliran dalam psikologi

- Peristiwa-peristiwa kejiwaan

6. Bahasa Inggris 1*

- Grammar>>normal sentence pattern in english (subject,verb,complement,modifier)

- The noun phrase

- The verb phrase (enses and Aspects,simple present tense,simple past tense,past continuous,present perfect,yet/already,present perfect continuous,past perfect,past perfect continuous)

- Subject verb agreement

7. Dasar Jurnalistik

a. Soal wajib

- Pandangan islam tentang media

- Membuat berita (pilihan bahasa Arab,inggris,indonesia)

- Etika media

- Anatomi berita

- Nine element of jurnalism

b. Soal pilihan

Memilih 2/3 soal dari 10 soal pilihan.

8. Pendidikan Agama Islam

- Pandangan Islam tentang Manusia dan Alam

- Kenabian

- Beriman kepada hari Akhir

- Qada dan Qadar Allah

- Akhlak

9. IT literacy

- Sinau Online v.2

- Pengenalan Internet

- Pengenalan Komputer

- Pengenalan Jaringan Komputer

- Operating Windows XP

Ket:

*Masih dalam konfirmasi dosen pengampu

1/3/10

9 Element Jurnalistik (Nine Elements Journalism)


  1. 1.      Jurnalisme menggunakan kebenaran untuk memenuhi kewajiban
  2. Journalism's first obligation is to the truth.
  3. 2.      Mengutamakan loyalitas ( kepercayaan ) Publik
  4. Its first loyalty is to the citizens
  5. 3.      Pada Pokok disiplin Verivikasi
  6. Its essence is discipline of verification
  7. 4.      Harus memelihara kebebasan (independen)
  8. Its practitioners must maintain an independence from those they cover
  9. 5.      Menyajikan kemandirian dalam mengawasi kekuasaan
  10. It must serve as an independent monitor of power
  11. 6.      Menjadi sebuah forum untuk public
  12. It must provide a forum for public criticism and compromise
  13. 7.      Berusaha membuat kepentingannya menjadi menarik dan relevan
  14. It must strive to make the significant interesting, and relevant
  15. 8.      Mencari berita yang meliputi banyak hal dan sebanding
  16. It must keep the news comprehensive and proportional
  17. 9.       Pelaksana harus membolehkan untuk melaksanakan pengetahuan personal mereka
  18. Its practitioners must be allowed to exercise their personal conscience

  19.  

Model Westley dan Maclean


Model ini berbicara dalam dua konteks, komunikasi interperonal dan massa. Dan perbedaan yang paling penting diantara komunikasi interpersonal dan massa adalah pada umpan balik (feedback). Di interpersonal, umpan balik berlangsung cepat dan langsung, sedang di komunikasi massa, umpan baliknya bersifat tidak langsung dan lambat.

 

Dalam komunikasi interpersonal model ini, terdapat lima bagian : orientasi objek (object orientation), pesan (messages), sumber (source), penerima (receiver), dan umpan balik (feedback). Sumber (A) melihat objek atau aktivitas lainnya di lingkungannya (X). Yang lalu membuat pesan tentang hal itu (X') dan kemudian dikirimkan kepada penerima (B). Pada kesempatan itu, penerima akan memberikan umpan balik kepada sumber.

 

Sedang komunikasi massa pada model ini mempunyai bagian tambahan, yaitu penjaga gerbang (gate keeper) atau opinion leader (C) yang akan menerima pesan (X') dari sumber (A)atau dengan melihat kejadian disekitarnya (X1, X2. Lalu opinion leader membuat pesannya sendiri (X") yang akan dikirim kepada penerima (B). Sehingga proses penyaringan telah terbentuk.

 

Ada beberapa konsep yang penting dari model ini: umpan balik, perbedaan dan persamaan antara komunikasi interpersonal dan massa dan opinion leader yang menjadi hal penting di komunikasi massa.Model ini juga membedakan antara pesan yang bertujuan dan tidak bertujuan.

 

Source : Deddy Mulyana : 2000

1/2/10

Mencari Jarum yang Hilang

Di suatu malam, para tetangga Nashruddin melihat bahwa Nashruddin sedang sibuk mencari sesuatu di depan rumahnya. Karena kasihan melihat Nashruddin yang tampak kebingungan, akhirnya sang tetangga mendatangi Nashrudin.

Tetangga (T): "Apa yang kau cari, Nashruddin?"

Nashruddin (N): "Aku mencari jarumku yang hilang."

T: "Wah, hati-hati, nanti terinjak."

Setelah lama mencari, jarum tetap tidak ditemukan. Akhirnya sang tetangga bertanya, "Di mana tadi hilangnya jarummu, Nashruddin?"

N: "Di dalam rumahku.."

Sang tetangga bengong, betapa dia ikut bego mengikuti Nashruddin. Sambil agak jengkel dan kesal, dia bertanya: "Kalau memang hilang di dalam, kenapa kau cari di luar sini?"

N: "Tidakkah kau tahu, rumahku gelap tak ada lampu!" Nashruddin malah ikut meninggi suaranya.

T: "Payah kali kau, Din!! Pasti takkan kau temukan jarummu yang hilang di luar sini, karena hilangnya di dalam sana! Bawalah lampuke ke dalam rumahmu, lalu carilah jarum itu di dalam..."

N: "Terima kasih, kawan. Kau memang baik. Manusia memang seringkali gelap di dalam dirinya, lalu mencari kesalahan pada diri orang lain. Padahal sesungguhnya dirinya yang memerlukan cahaya di dalam hatinya..."

Tetangganya bengong untuk kedua kalinya, karena dia teringat beberapa waktu sebelumnya dia pernah menghardik Nashruddin justru atas keteledoran dirinya sendiri.

Realitas dan Pancaindra anda (1)

Pernahkah Anda berpikir apakah orang lain mengalami perasaan melihat, mencium atau menyentuh sebagaimana Anda? Mungkin pernah, namun Anda tidak dapat menyimpulkan secara pasti karena mustahil bagi Anda untuk mengetahui dunia pancaindra orang lain. Jika demikian, perkembangan ilmiah terakhir mengenai masalah ini akan memberikan tambahan informasi penting terhadap perkiraan semacam itu.
Sebuah pertanyaan yang ada sejak dulu: “apa perbedaan antara apa yang saya tangkap dan yang Anda tangkap tatkala merasakan dunia ini?” Kita semua sepakat bahwa ketika kita melihat sekuntum mawar merah maka mawar itu bukanlah biru atau hijau, tetapi merah sebagaimana yang saya dan Anda sama-sama saksikan?” Atau bagaimanakah Anda mencium aroma yang sampai ke hidung saya?”
Sifat asli dari pengalaman-pengalaman yang dihasilkan melalui pancaindra kita tidak memungkinkan kita memberikan jawaban pasti atas pertanyaan-pertanyaan ini. Meskipun begitu, para ahli dalam bidang tersebut berpendapat bahwa hasil-hasil yang mereka peroleh dari pelbagai percobaan mereka sudah cukup untuk dapat menjawab pertanyaan “Apakah dunia yang kita rasakan berbeda?” dengan jawaban "ya".

Ada sejumlah perbedaan besar di antara pengalaman-pengamalan yang dihasilkan pancaindra masing-masing dari kita. “Tidak ada dua orang yang hidup di dalam dunia pancaindra yang sama,” menurut ahli saraf Paul Breslin dari Monell Chemical Senses Center [Pusat Indra Kimiawi, Monell] di Philadelphia. “Dunia yang Anda lihat, makanan yang Anda rasakan, aroma yang Anda cium – semuanya dirasakan dengan cara khas Anda sendiri,”, jelasnya.

Apabila Anda bertanya kepada berlainan orang yang mencicipi sebuah minuman yang berasa tidak enak apakah mereka menyukainya atau tidak maka Anda akan menerima jawaban yang berbeda. Kebanyakan akan mengatakan mereka tidak suka. Tetapi tidak semuanya. Akan ada sebagian yang mengatakan mereka tidak merasakan sesuatu yang aneh di dalamnya, dan bahkan beberapa mengatakan mereka menikmati minuman tersebut.

Para ahli pun telah mengamati keberagaman semacam ini pada berbagai percobaan terhadap indra lainnya. Terdapat sejumlah perbedaan penting pada tiap orang pada pengenalan tentang cahaya dan warna.“ Stephen Tsang dari Universitas Columbia di New York mengatakan, “Tanggapan kita terhadap cahaya beragam mulai dari mereka yang mampu mengenali satu foton tunggal sampai mereka yang memiliki penyakit yang dikenal sebagai rabun ayam, yang sangat mengganggu kemampuan mereka melihat dalam cahaya redup.”

Samir Deeb, seorang peneliti tentang perbedaan-perbedaan dalam pengindraan warna di Universitas Washington, Seattle, menyimpulkan penemuannya dalam pernyataan berikut, “Bahkan antar-individu yang memiliki penglihatan normal, uji terhadap persepsi warna memperlihatkan rentang perbedaan yang besar dalam hal bagaimana warna-warna terlihat.”

Subyek [yakni sejumlah orang yang diuji dalam penelitian ini] juga berbeda dalam hal tanggapan mereka dalam tes yang dirancang untuk mengukur ketahanan terhadap rasa sakit. Satu kelompok yang disentuhkan dengan air yang secara perlahan dipanaskan tidak tahan terhadap peningkatan suhu yang sangat kecil sekalipun, sementara kelompok lainnya terlihat sangat sedikit terpengaruhi. Satu orang bahkan berkata bahwa dia tidak merasa terganggu bahkan ketika suhu mencapai 49 derajat Celcius, batas tertinggi yang dapat diterima kulit manusia tanpa melepuh. Bob Coghill, dari Wake Forest Medical School [Sekolah Kedokteran Walke Forest], yang melakukan sejumlah percobaan tersebut, menyambungkan orang-orang yang menjadi subyek penelitian tersebut pada sebuah magnetic resonance imaging device [alat pencitra resonansi magnetis] dan menentukan sebuah hubungan yang jelas antara tingkat rasa sakit yang dialami dan jumlah aktifitas otak yang terjadi bersamaan di dalam cerebral cortex. “Persepsi terhadap rasa sakit memiliki keberagam yang sangat besar,” kata Jeffrey Mogil dari Universitas McGill di Montreal, “dan percobaan-percobaan ini menunjukkan bahwa perbedaan-perbedaan itu adalah nyata dan apa adanya.”

Dengan demikian terdapat keragaman individu yang besar setidaknya pada keempat pancaindra. Ini berarti organ penerima penglihatan, penciuman, pengecapan dan rasa-sakit Anda benar-benar berbeda dengan yang dimiliki orang lain. Paul Breslin menegaskan tabiat mendasar dari penemuan-penemuan ini: “Jika Anda menganggap bahwa hampir setiap hal yang kita kenali sejak lahir bergantung pada sistem indrawi kita, maka perbedan-perbedaan indrawi individu kitalah yang jauh lebih menarik.” Dengan kata lain, “hidup kita keseluruhannya merupakan hasil persepsi (pengindraan) kita.”

Ini berarti seseorang berhadapan dengan kebenaran hidup yang terpenting.

Akan tetapi bagaimana seluk beluk yang sedemikian luar biasa rumit, saling terkait dan rinci dari kehidupan dapat tetap berlangsung dengan cara yang sedemikian nyata dan tanpa terputus di dalam sebuah dunia yang di dalamnya materi hanya ada sebagai sebuah persepsi (hasil pengindraan)? Milik siapakah seluruh informasi ini, dan siapakah Pencipta dari semua peristiwa dan Penguasa segala sesuatu?
Siapa pun yang dengan tulus memikirkan pertanyaan-pertanyaan ini akan pasti melihat kebenaran. Allah telah menciptakan manusia beserta seluruh kemampuan indrawi (persepsi) mereka, dengan kata lain takdir mereka, dan Allah adalah Penguasa kehidupan mereka di setiap waktu. Dia mengetahui apa yang terjadi setiap saat.

Dua peristiwa yang disebutkan Allah dalam Al Qur'an mungkin menunjukkan bahwa perbedaan-perbedaan indrawi tidaklah terbatas pada perbedaan-perbedaan kecil dalam mengenali warna atau rasa sakit. Yang pertama dari peristiwa ini merujuk pada Nabi Ibrahim AS yang merasakan api sebagai dingin. Allah yang Mahakuasa mengeluarkan perintah “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim!” (QS. Al Anbiyaa', 21:69), dan dengan kehendak-Nya Nabi Ibrahim tidak merasakan sedikit pun sifat membakar dari api.

Demikianlah, Nabi Ibrahim merasakan api, yang dirasakan panas membakar oleh setiap orang, sebagai sesuatu yang sejuk. Pada peristiwa lainnya, Allah menampakkan golongan yang tengah berperang di pihak-Nya berjumlah dua kali lipat di mata para musuh mereka:

"Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati." (QS. Al Qur'an, 3:13)

Pengungkapan bahwa satu orang digambarkan sedang terlihat sebagai dua orang "dengan mata kepala mereka sendiri“ sangatlah jelas, dan mengesankan bahwa para pengingkar Allah mungkin telah mengalami perbedaan pengindraan dengan melihat satu orang yang beriman berjumlah dua. (Wallaahu a'lam) Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa perbedaan-perbedaan indrawi telah ditetapkan sebelumnya oleh Allah dengan pengetahuan yang tidak mampu kita pahami.

Sumber:http://us1.harunyahya.com/Detail/T/724BBCSO189/productId/4550/REALITAS_DAN_PANCAINDRA_ANDA_(1)

Pengumuman Lomba karya Tulis Fikom Unisula

Panitia Lomba Karya Tulis FIKOM UNISSULA Semarang dengan ini mengumumkan pemenang lomba yang telah diadakan semenjak bulan November lalu. Pertama kami ucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas partisipasi dari segenap peserta dalam lomba ini. Di luar dugaan ternyata partisipasi dalam lomba ini cukup antusias, di luar perkiraan panitia. Peserta tersebar dari Aceh, Sulawesi, Kalimantan, Bali, Madura dan Jawa.
Dalam sebuah kompetisi tentu ada pemenang, dan proses untuk menentukan pemenang ternyata tidak mudah. Setelah melakukan penjurian akhirnya panitia memutuskan pemenang lomba adalah sebagai berikut:

Juara 1: hadiah 1 juta rupiah
Nama: Fara Julyta Aliyah
Sekolah: SMAN 1 Tapaktuan, Aceh Selatan
Judul: Batik:Ketika Kami Lupa Kemudian Marah

Juara 2: hadiah 750. 000 rupiah
Nama: Gita Andriani
Sekolah: SMA Islam Al Izhar Pondok Labu
Judul: Batik, Cermin Budaya Bangsaku

Juara 3: hadiah 500.000 rupiah
Nama:Muamaroh Husnantiya
Sekolah: SMAN 1 Bantul, Yogyakarta
Judul: Seberkas Sinar Dalam Canting Muda


Demikian pengumuman pemenang, kepada semua pemenang harap menghubungi panitia melalui email, lombafikom@yahoo.comThis e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it untuk tata cara pengiriman hadiahnya. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat dan tidak diadakan surat menyurat.
Terimakasih Atas Perhatiannya.

tertanda

Panitia Lomba

Popular Posts